Obyek wisata budaya lain yang menarik di Kabupaten Temanggung adalah Candi Pringapus. Karena sebagaimana candi-candi lainnya, Candi Pringapus tidak hanya menawarkan wisata arkeologi, tetapi juga wisata sejarah, wisata budaya dan wisata pendidikan.
Candi Pringapus terletak di Desa Pringsurat Kecamatan Ngadirejo sekitar 22 Km dari arah barat laut Kota Temanggung. Umur candi ini sudah cukup tua, diperkirakan dibangun pada tahun 850 dan rampung dua tahun kemudian. Di dalam candi Pringapus terdapat Terdapat Arca-arcanya bercorak Hindu Siwaistis, jika dicermati, bentuk bangunanya merupakan replika Mahameru yang menjadi lambang tempat tinggal para dewata. Hal ini bisa dibuktikan dari adanya hiasan antefiq dan relief hapsara-hapsari yang menggambarkan makhluk setengah dewa.
Candi Pringapus mengingatkan kita pada candi-candi yang ada di Dataran Tinggi Dieng (kabupaten Wonosobo) dan Candi Gegongsongo (Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang). Dari Ketiga komplek candi tersebut berada di kawasan yang berdekatan, sehingga memiliki banyak kesamaan, baik dalam bentuk maupun kebudayaan masyarakat saat itu. Komplek Candi Gedongsongo di Sebelah Utara Candi Pringapus dan komplek Candi Dieng di sebelah baratnya.
Candi Pringapus relief masih utuh, Karakteristiknya yang unik membuat banyak wisatawan asing berdatangan, terutama dari Belanda, Belgia dan Amerika Serikat. Saat liburan. Wisata candi ini ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah termasuk anak-anak sekolah yang ingin mempelajari sejarah. Candi Pringapus pertama kali disebut Junghun dalam daftar reruntuhan candi-candi Jawa, yang didasarkan pada gambar Hoepermans. Setelah itu, gambar diperbarui oleh Brandes, Van Erp (1909) dan Knebel (1911). Situs candi ini juga terkait dengan Candi Perot yang ada di dekatnya (sekitar 300 meter), yang runtuh akibat badai besar tahun 1907 (kini hanya terlihat pondasi saja).
Menurut seorang arkeolog, Djulianto Susanto (Menentukan Pertanggalan Candi; 2003), sampai kini belum ada kesimpulan yang pasti mengenai kapan suatu candi mulai dibangun atau didirikan. Dari berbagai data arkeologi, tidak satu pun yang menyiratkan informasi secara akurat. Arkeolog Belanda EB Vogler pernah melakukan penelitian terhadap hiasan kala makara diatas pintu candi. Hasil dipetakan menjadi lima periode pertanggalan yaitu :
- Periode I, yaitu masa sebelum tahun 650. Ia memperkirakan, ketika itu sudah ada bangunan ang terbuat dari bahan-bahan yang mudah rusak dan lapuk sehingga tanda-tanda arsitekturalnya tidak tersisa lagi.
- Periode II (650-760), yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Sanjaya dari Kerajaan Mataram Hindu. Gaya bangunan dipengaruhi oleh arsitektur Pallawa yang berasal dari India Selatan. Bangunan-bangunan candi dari periode ini pun sudah rusak, dan tidak mudah teridentifikasi.
- Periode III (760-812), pada masa Dinasti Syailendra. Contoh bangunannya adalah Candi Borobudur, Pawon, Mendut, Kalasan dan sari.
- Periode IV (8120-928), Pengaruh asing terutama gaya Chandiman (India) mulai memperkaya unsure-unsur candi. Contohnya antara lain Prambanan, sariwanm Plaosan dan Ngawen.
- Periode V, yang berlangsung tahun 928 hingga akhir masa Hindu-Jawa. Bangunannya merupakan perkembangan dari gaya-gaya sebelumnya. Bangunan dari periode ini mulai diperkaya dengan unsur-unsur kesenian Jawa Timur, terutama bentuk kala. Contoh bangunannya antara lain Candi Pringapus, Sembodro, Ratna dan Srikandi.
Indahnya Alam Indonesia...
BalasHapusTerimakasih Sudah Berbagi
Salam Kenal:
Sebagai referensi dan informasi mengenai villa di Lembang Bandung
Yaitu Villa Istana Bunga
Informasi lengkap silahkan dibuka di website kami:
http://vilaistanabunga.web.id