Siapa yang tak kenal tempe? Makanan hasil fermentasi antara kedelai dengan jamur Rhizopus Oligosporus ini disukai karena rasanya yang lezat. Harganya murah dan juga mudah didapat. Selain itu, juga punya khasiat dahsyat yang baik untuk kesehatan.
Tempe yang dibuat dari kedelai dengan fermentasi jamur Rhizopus oligosporus ini ternyata sudah dikenal berabad-abad lalu, terutama dalam masyarakat Jawa. Tempe ditemukan pada tahun 1875, hingga kini tempe menjadi kegemaran banyak orang di Amerika hingga Eropa.
Dulu orang menganggap tempe indetik dengan kemiskinan. Sebab, banyak orang bergolongan ekonomi rendah sering makan nasi dengan tempe sebagai menu pelengkap daripada daging. Ternyata mereka tetap sehat dibanding orang golongan ekonomi atas yang banyak mengidap penyakit kronis.
Tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak asam.
Untuk mereka yang vegetarian, tempe bisa dijadikan sebagai pengganti daging. Sebab, tempe merupakan bahan pangan berprotein nabati yang bernilai tinggi. 100 gram tempe mengandung 18,3 protein, sedangkan 100 gram daging mengandung 18,8 dan 100 gram telur mengandung 12,2 protein. Karena proteinnya yang hampir sama dengan daging, maka tempe bisa dijadikan pilihan tepat sebagai makanan sehat pengganti daging.
Selain proteinnya yang tinggi, tempe juga kaya akan asam amino essensial, asam lemak essensial, serat pangan, kalsium, zat besi, vitamin B kompleks, serat, dan antioksidan. Nutrisinya yang banyak membuat makan asli Indonesia ini, bagus untuk jantung, mencegah diabetes tipe 2, anti kanker prostat sampai mencegah diare.
Kandungan lemak pada tempe juga terbilang sangat rendah. 100 gram tempe memiliki 4 gram lemak berupa 14, 5% asam lemak jenuh dan 17.3% asam lemak tak jenuh. Asam lemak tak jenuh inilah yang sanggup mengikis plak pada pembuluh darah yang bisa mengurangi resiko tekanan darah tinggi dan jantung koroner serta kanker.
'Memang tempeh dan tahu sehat' kata Sjon Welters, pemilik Rhapsody Foods of Cabot, Vermont, yang juga memproduksi tempeh. 'Satu-satunya hal yang tempeh berbeda dengan tahu adalah fermentasi. Sedangkan tahu rasanya lebih ringan,' demikian jelasnya.
Di Jepang tempeh muali diproduksi dan diolah menjadi makanan sehat seperti dicampurkan dalam burger, salad, sup dan makanan lainnya. Saat ini kepopuleran tempe mulai mendunia seperti awal tahun 1980 saat orang mulai mengenal tahu atau tofu. Jadi, makan tempe merupakan salah satu solusi hidup sehat yang murah dan enak.
0 comments:
Posting Komentar