Ternate (ANTARA News) - Maluku Utara memerlukan pemandu wisata yang bisa berbahasa Jepang untuk mendampingi para wisatawan Jepang yang tak bisa berbahasa Inggris saat berkunjung ke daerah ini.
"Wisatawan Jepang yang berkunjung ke Malut sering mengeluhkan sulitnya mendapatkan pemandu wisata yang bisa berbahasa Jepang, terutama bagi wisatawan Jepang yang tak bisa berhasa Inggris," kata Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Malut Nurlaila Armaiyn di Ternate, Sabtu.
Ia berharap kondisi tersebut hendaknya dimanfaatkan oleh perguruan tinggi atau lembaga kursus bahasa asing di Malut untuk membuka kursus Bahasa Jepang, sehingga bisa mengatasi keterbatasan pemandu wisata di daerah ini yang mampu berbahasa Jepang.
Menurut dia, Malut merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia yang nantinya akan dikunjungi banyak wisatawan Jepang, karena di daerah ini banyak peninggalan sejarah yang terkait dengan Jepang, di antaranya peninggalan Perang Dunia II.
Perninggalan sejarah Perang Dunia II yang bisa disaksikan di Malut yang terkait dengan Jepang di antaranya terdapat di Teluk Kao, Kabupaten Halmahera Utara (Halut) dan di Pulau Morotai, Kabupaten Pulau Morotai.
Ia mengatakan, peninggalan sejarah Perang Dunia II yang terkait dengan Jepang tersebut di antaranya berupa puing-puing pesawat tempur, kapal perang, tank, lapangan terbang dan bunker tempat perlindungan para tentara Jepang.
Selain itu, berupa goa di Pulau Morotai yang menjadi tempat persembunyian seorang tentara Jepang bernama Nakamura selama 30 tahun. Ia bersembunyi di goa itu mulai tahun 1945 sesaat setelah Jepang takluk kepada Sekutu sampai tahun 1975.
"Penyelenggaran Sail Morotai di Kabupaten Pulau Morotai pada September 2012 akan semakin mempopulerkan peninggalan Perang Dunia II di daerah itu, sehingga dipastikan makin banyak wisatawan Jepang yang berkunjung ke daerah ini dan itu jelas membutuhkan banyak pemandu wisata," katanya.
Sebelumnya, pihak Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) menyatakan bahwa universitas swasta terbesar di Malut itu akan membuka Pusat Studi Momuji bekerja sama dengan Kedutaan Jepang di Indonesia yang di antaranya akan mengembangkan bahasa Jepang.
(L002/I007)
0 comments:
Posting Komentar