Indonesia dijadikan tujuan "wisata paedofil" para penjahat kelamin.
Aries Setiawan, Nur Eka SukmawatiVIVAnews - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa angkat bicara terkait temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), yang merilis ada ratusan paedofil dari negara tetangga masuk ke Indonesia di tahun 2014 ini.
Ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Marty menyatakan para paedofil itu bisa dengan mudah masuk ke Indonesia karena negara ini sudah sangat terbuka. Kementerian Luar Negeri sendiri, kata dia, tidak mempunyai data pasti bagaimana pergerakan mereka.
"Sekarang kan sudah sangat terbuka sekali negara kita ini, apalagi dengan fasilitas bebas visa. Jadi kan sekarang tidak lagi ada titik di mana berkunjung ke Indonesia bisa dideteksi," kata Marty usai rapat kerja dengan Komisi Pertahanan DPR, Rabu 17 September 2014.
Sebagai langkah pencegahan, lanjut dia, diperlukan kerjasama antara penegak hukum dan instansi terkait. Sebab, masuknya para paedofil ke Indonesia sebenarnya masih bisa dicegah.
"Perlu adanya kerjasama antara penegak hukum. Antara kepolisian antara intelejen dan instansi terkait lainnya untuk memastikan orang-orang yang seperti ini, orang-orang yang seharusnya bisa dideteksi, dicegah, dan diketahui," jelasnya.
Sebelumnya, Wakil Kepala PPATK Agus Santoso menyebutkan bahwa berdasarkan laporan ada 200 paedofil masuk Indonesia.
"Kami sudah telusuri ada di mana. Ini semacam wisata bagi mereka (paedofil)," kata Agus Santoso saat berbincang dengan VIVAnews.
Ratusan paedofil dari warga negara asing itu masuk ke Indonesia pada 2014 secara serentak. Mereka difasilitasi oleh oknum di dalam negeri yang bertindak sebagai event organizer (EO). (ren)
0 comments:
Posting Komentar