KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
Wisatawan mancanegara mengunjungi Benteng Tolucco di Ternate, Maluku Utara, Selasa (15/4/2014). Benteng yang dibangun oleh Francisco Serao pada 1540 ini juga sering disebut Benteng Holandia atau Santo Lucas.
JAKARTA, KOMPAS.com - Maluku Utara dikenal dengan keindahan baharinya karena merupakan kepulauan dengan pasir putih dan air laut yang jernih karena masih belum banyak dijamah oleh wisatawan.
Oleh karena itu pada Festival Internasional Kie Raha yang berlangsung selama empat hari di Main Atrium Senayan City, Jakarta Selatan, Maluku Utara secara gencar menjual paket-paket wisata dengan tujuan laut mereka yang indah dengan tujuan untuk mempromosikan Maluku Utara sebagai destinasi wisata tidak hanya di kalangan masyarakat Indonesia tapi juga di kancah mancanegara.
Meski demikian, Maluku Utara memiliki potensi wisata selain wisata bahari yaitu wisata syariah karena merupakan daerah yang pernah memiliki empat kerajaan Islam terbesar di Indonesia Timur.
KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA
Sasadu on the Sea ditampilkan Sabtu (31/5/2014) pukul 14.00. Sebanyak 350 murid sekolah di Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara, dilibatkan dan tampil mempertunjukkan seni drama dan tari yang dilatih Eko Supriyanto, seorang dancer dan koreografer lulusan UCLA.
“Tidak hanya wisata bahari yang diperkenalkan tapi wisata Syariah yang muslim-friendly seperti ziarah ke Masjid Sultan Ternate dan banyak masjid-masjid lain di Maluku Utara,” ujar Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar pada pembukaan Festival Kie Raha, di Senayan City, Jakarta, Kamis (9/10/14).
Pada kesempatan itu Sapta juga mengimbau agar masyarakat tidak takut dengan nama Maluku Utara. “Kita punya alam bagus, sumber daya bagus tapi kalau orangnya kurang ajar maka susah juga, tapi orang Maluku Utara menurut saya keramahannya tinggi,” jelas Sapta.
"Di sana saya tidak cuma tiga kali dikasih makan tapi enam kali,” tambah Sapta sambil tertawa.
Penulis: Michael
Editor: I Made Asdhiana
0 comments:
Posting Komentar